Mungkin nama fire museum masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Bahkan, tak sedikit yang mengartikannya dengan museum tempat penympanan berbagai jenis api. Padahal, fire museum sendiri merupakan museum tempat penyimpanan berbagai peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran dari masa ke masa. Hampir seluruh negara yang ada di dunia pasti memiliki fire museumnya sendiri-sendiri. Namun, jika anda sedang mencari Nasional Fire Museum pertama di Indonesia maka letaknya ada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Bahkan, museum tersebut merupakan satu-satunya fire museum yang ada di Indonesia lho. Oleh sebab itu, luangkanlah waktu sejenak ketika berkunjung ke TMII untuk melihat berbagai koleksi peralatan dan perlengkapan yang dimiliki oleh Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta dalam menjalankan tugasnya di museum tersebut.
Nasional Fire Museum Indonesia yang ada di TMII ini dibangung oleh Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 1 Maret 2015. Pembangunan museum tersebut dilakukan bertepatan dengan 1 abad Pemadam Kebakaran Nasional Indonesia dibentuk pada tanggal 1 Maret 1919. Keberadaan museum ini dapat dengan mudah dijumpai karena berada di sekitar pintu masuk TMII. Bahkan, museum ini berdampingan langsung dengan salah satu pos pemadam kebakaran yang masih aktif tepatnya pos sektor 9 TMII. Akses menuju museum pemadam kebakaran ini juga sangatlah mudah. Pengunjung dapat mendatangi museum dengan mengendarai transportasi umum seperti Transjakarta dengan tujuan halte TMII. Pengunjung tidak akan dipungut biaya ketika ingin berkunjung ke dalam museum. Melainkan hanya perlu membayar mengeluarkan biaya untuk membeli tiket masuk ke dalam kawasan TMII sebesar 20 ribu rupiah saja.
Ketika masuk ke dalam museum maka pengunjung akan diperkenalkan dengan sejarah pembentukan Pemadam Kebakaran Nasional Indonesia. Ya, pemadam kebakaran dulunya dikenal dengan sebutan “Brandweer” pada saat Jakarta masih bernama Kota Batavia. Semboyan yang digunakan oleh pemadam kebakaran sangatlah unik yaitu pantang untuk pulang sebelum api benar-benar padam walaupun harus bertaruh nyawa.
Besarnya risiko yang harus ditanggung oleh anggota pemadam kebakaran yang dijuluki sebagai Satria Biru ini membuatnya tidak pernah ragu apalagi takut untuk memadamkan api yang terus berkobar. Pasalnya, pengorbanan jiwa dan raga sudah menjadi bentuk totalitas pengabdian yang harus diemban untuk seluruh masyarakat Indonesia. Terlebih, pemadam kebakaran menjadi salah satu korps yang betugas tanpa mengenal kata-kata libur baik itu hari libur nasional maupun hari libur hari raya. Sebaliknya, di saat masyarakat tengah menikmati hari liburnya maka pemadam kebakaran justru selalu bersiaga agar dapat dipanggil kapan saja ketika dibutuhkan. Museum pemadam kebakaran ini selalu marak di hari libur dan akhir pekan karena para pengunjung memanfaatkan waktu luang untuk berkunjung seperti halnya situs yang selalu ramai di akhir pekan karena banyak pertandingan bola.
Pengunjung juga akan disuguhi dengan berbagai peralatan dan perlengkapan yang digunakan oleh pemadam kebakaran dari masa ke masa. Ketika pengunjung sampai di halaman museum maka akan dihadapkan oleh koleksi berbagai kendaraan dinas pemadam kebakaran yang terkenal dengan warna merah yang menyala seperti motor, mobil, truk dan sebagainya. Pengunjung juga akan disuguhi dengan berbagai alat perlindungan diri yang digunakan oleh pemadam kebakaran mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki seperti helm, seragam, jaket, alat bantu pernapasan, alat pemadam kebakaran, dan sebagainya. Salah satu peralatan pemadam kebakaran yang mampu menarik perhatian pengunjung adalah lonceng tanda panggilan yang sudah ada sejak tahun 1920. Selain itu, pengunjung juga akan disuguhi dengan berbagai galeri foto bersejarah dimana para anggota pemadam kebakaran sedang berjuang untuk memadamkan api.